Sabtu, 25 September 2010

MAKALAH HADITS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Ilmu logika sebenarnya digolongkan menjadi beberapa golongan, begitu juga ilmu tersebut diklasifikasi menjadi beberapa bagian, agar mendapatkan pemahaman yang mendalam apabila mengkaji secara dalam seluk beluk ilmu logika.
. Akal manusia memang dirancang untuk mampu berlogika secara spontan sesuai dengan hukum-hukum Logika dasar. Ini bisa dibuktikan dengan kemampuan semua orang untuk membedakan antara satu benda dengan benda yang lain itu adalah berbeda.
Nah dari sini qt harus mengetahui pembagian dan penggolongan logika tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pembagian Logika
2.      Penggolongan Logika
C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami pembagian dan penggolongan ilmu logika, agar kita mampu mengimplementasikan dalam penggunaan berfikir logis.





BAB II
PEMBAGIAN DAN PENGGOLONGAN LOGIKA
A.    Pembagian Logika
Logika dapat disistematisasikan menjadi beberapa golongan, tergantung darimana kita mau meninjaunya.
Logika dibagi menjadi dua :
1.         Logika naturalis
Naturalis adalah sebuah kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Seperti “apakah cinta mempunyai Logika nya sendiri?” adalah termasuk kedalam tinjauan logika naturalis, yaitu sebuah kemampuan alami dari seseorang untuk menggunakan Logika tanpa perlu mempelajari ilmu Logika terlebih dahulu.
Akal manusia memang dirancang untuk mampu berlogika secara spontan sesuai dengan hukum-hukum Logika dasar. Ini bisa dibuktikan dengan kemampuan semua orang untuk membedakan antara satu benda dengan benda yang lain itu adalah berbeda.
Betapapun rendahnya tingkat intelejensi seseorang, dia secara alami akan tahu bahwa sesuatu itu adalah dirinya sendiri. A adalah A bukan B, C, D ,E atau pun yang lainnya. Hal yang diketahui secara alami ini dalam ilmu Logika disebut sebagai Logika naturalis yang memenuhi kaidah dasar Logika yaitu asas pemikiran, yakni asas identitas.
Kita bisa saksikan disekitar kita aneka pernyataan dan pertanyaan yang pada dasarnya membicarakan Logika, mereka melakukan antraksi Logika naturalis dengan bobot dan cara yang berbeda-beda.
Kemampuan mengolah Logika naturalis yang dimiliki oleh setiap manusia berbeda-beda tergantung tingkat intelejensi yang dimilikinya. Seorang orator politik bisa mengutarakan pernyataan-pernyataannya secara logis dan baik walaupun dia pada dasarnya belum pernah mempelajari ilmu Logika secara khusus. Seorang biduan bisa bernyanyi mengutip istilah-istilah Logika dengan baik walaupun dia sebenarnya belum tahu hubungan-bubungan Logika.
Namun sering juga kita temui banyak diantara mereka tidak bisa berbuat banyak ketika terlibat dalam kesulitan dan tekanan yang tinggi dalam berpikir, sering kesulitan dalam memecahkan persoalan itu dilakukan dengan mengikuti naluri alami yang lainnya saja, yaitu seperti mengikuti kecenderungan pribadi, kecenderungan kelompok, kecenderungan golongan, pengaruh teman, pengaruh kepentingan, dan sugesti-sugesti yang lainnya.
Tiba pada persoalan serupa diatas, maka terlihat jelas bahwa logika naturalis pada suatu titik akan mengalami jalan buntu. Untuk mengatasi kebuntuan berpikir seperti itulah maka orang-orang tempoe doeleo kemudian menyusun suatu aturan main dalam berlogika, yaitu sebuah aturan yang menyusun rumus-rumus, patokan-patokan dan hukum-hukum berpikir yang benar.
2.         Logika ilmiah. Logika (logika Artifiliasi).
 Logika ilmiah bertugas untuk memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien , mudah dan aman.





B.     Penggolongan
1.      Logika digolongkan  menjadi dua, yaitu :
a.       Logika tradisional
Logika tradisional adalah Logika Aristoteles dan semua logikawan setelahnya yang mengikuti sistemLogika aristoteles.
b.      Logika modern mulai tumbuh dan berkembang setelah masa Aristoteles yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan penting, diantaranya adalah ketika diperkenalkannya metode baru semacam aljabar (Ars Magna) oleh Raymundus Lullus pada abad XIII.
Sejak pengenalan itu, akhirnya sampai juga kepada kita nama-nama besar lainnya seperti, Roger Bacon, Francis Bacon, Rene Descartes sampai dengan Goorge Boole dan Bertrand Russell sebagai tokoh logika modern.
2.      Dilihat dari segi objeknya, Logika dapat digolongkan kelogika formal dan Logika material. 
a.       Logika formal bicara mengenai hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir benar.
b.      Sedangkan logika material lebih konsentrasi kepada metode induktifnya, yaitu meneliti atau mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil kerja logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Naturalis adalah sebuah kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia, Logika ilmiah bertugas untuk memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien , mudah dan aman.
Logika tradisional adalah Logika Aristoteles dan semua logikawan setelahnya yang mengikuti sistemLogika aristoteles, Logika formal bicara mengenai hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir benar.
Sedangkan logika material lebih konsentrasi kepada metode induktifnya, yaitu meneliti atau mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan.

B.  SARAN
Mengingat manusia tidak luput dari kesalahan, makalah yang kami susun inipun masih banyak kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dari pembaca dan pendengar yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
Lanur, Alex. Logika : “Selayang Pandang”. Yogyakarta : Yayasan Konisius, 1983.
Rapar, Jan Hendrik. “Pengantar Logika”. Yogyakarta : Kanisius, 1996.
Rapar, Jan Hendrik. “Pengantar Logika”. Yogyakarta : Kanisius, 1996.
Mundir, Drs. “Logika”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000.